Minggu, 25 Maret 2012

BIDIK MISI gerbang mencapai impianku




BIDIKMISI GERBANG  MENCAPAI IMPIANKU
Benarkah ini ???
Itulah kalimat pertama yang terlontar dari bibirku ketika pertama kali aku berjumpa dengan si Bidik Misi ini. Naïf memang…namun itulaj yang ku alami saat itu.
Kuliah adalah impianku dan ku yakin juga merupakan impian setiap orang yang akan menamatkan SMA/SMK/MAN nya. Siapa yang tidak senang melanjutkan studinya ? siapa yang tidak girang mendapat ilmu, teman baru, menjadi yahhh menjadi seorang MAHASIWA kawannnn, MAHASISWA….siapa yang tak senang?

setiap kali aku berbicara dengan teman-temanku tentang kuliah selau saja tersirat satu kalimat dalam benakku “bisakah aku ?”, selama itu ketika teman-temanku menanyakan tentang kemana aku setelah ini, kuliah dimana, jurusan apa, dan masih banyak rentetan pertanyaan lainnya yang membuatku sedih tapi demi melegakan hatiku (setidaknya bisa mengalihkan sedihku) aku selalu mengatakan ini itu ini itu, yappp itulah cara ku saat itu.
Tapi itu hanya impian, begitulah kata ku saat itu, satu sisi aku ingin sekali kuliah tapi taukah kawan setiap kali hasrat yang menggebu gebu itu datang, selalu saja dipatahkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang seolah olah selalu siap menghancurkan keinginaku itu :
Apakah aku bisa melanjutkan studiku ?
Apakah aku bisa mempunyai impian itu ?
Apakah orantuaku mengizinkan ku ?
Apakah aku ? apakah apakah….dan berbagai pertanyaan mengerikan yang terus bermunculan begitu saja. Dan aku tak mau membiarkan hatiku terus bertanya hingga akhirnya aku beranikan diri untuk berdiskusi dengan orangtuaku, dan jawaban mereka seperti yang kutebak, orangtuaku mendukungku untuk kuliah. Tentu aku senang bukan main tapi itu hanya sesaat kawan, kegirangan ku tentang impian yang sebentar lagi akan terwujud harus hancur berkeping-keping saat aku tidak sengaja mendengar pertengkaran orangtuaku yang pusing memikirkan bagaimana caranya aku agar dapat kuliah.

Ya Allah….saat itu pula aku baru sadar bahwa impianku adalah malapetaka untukku, aku tidak pernah melihat orangtuaku seperti itu hingga saat aku menceritakan keinginanku, aku melihat mereka begitu….begitu….kesusahan. aku benci diriku saat itu, aku muak dengan semuanya, aku sangat sangat benci. Taukah kawan…permasalahanku tidak banyak namun hanya satu “UANG” yahhh benda yang dipanggil manusia dengan sebutan uang, benda kecil yang berdampak besar bagi dunia, benda biasa yang dipuja oleh manusia, benda kecil berbentuk kertas tak ada gunanya yang acapkali membuat manusia menjadi serakah olehnya dan yang paling menyedihkan ku benda itu telah menghancurkan impian besarku.

UANG….UANG…UANG
KENAPA AKU TIDAK PUNYA UANG
KENAPA HARUS UANG, KENAPA KENAPA
Itulah yang terngiang dalam benakku kawan.

Dan pada  suatu hari sebelum UAN, Pembina OSIS ku menyerahkan setumpuk undangan perguruan tinggi untukku dan beberapa temanku yang lainnya untuk kami pilih menjadi tempat menimba ilmu selanjutnya setelah lulus nanti. Aku tidak mengannggap hal ini luar biasa, sementara teman-temanku kegirangan bukan main ( disekolah kami hanya orang-orang pilihan yang bisa mendapatkan undangan ini ), jujur…hatiku sebenarnya begitu senang dan aku sendiri tidak bisa mengalihkannya begitu saja tapi akub tau sebenarnya undangan ini hanya undangan bebas masuk perguruan tinggi saja bukan bebas dana. Hinnga pada waktu lainnya aku dipanggil sendiri oleh Pembina OSIS ku untuk menemui beliau, aku datang dan beliau mengatakan bahwa ada undangan yang baru diterima dan hanya untuk lima orang karena kami mempunyai lima jurusan disana, dari jurusan akuntansi akulah yang terpilih untuk menerima undangan tersebut, aku belum tau banyak tentang undangan itu hingga beliau menjelaskan bahwa ini adalah undangan beasiswa penuh dan aku tidak perlu memikirkan dana apapun yang harus kubayar karena memang ini beasiswa penuh jika aku lulus di perguruan tinggi itu. Taukah kawan bagaimana ekspresi ku saat itu…terdiam terpaku dan tertegun hampir setengah jam lamanya.

Aku senang, tentu kurasakan !! dan ketika kulihat batas penerimaan administrasi hanya sehari lagi aku terkejut (masalah  terbesar sekolahku adalah selalu telat menerima informasi) dan bergegas mengumpulkan semua persyaratan yang diminta bersama 4 temanku yang lain. Esok harinya setelah semua selesai aku dan temanku datang kesekolah untuk menyerahkan kepada Pembina OSISku (sebelumnya beliau mengatakan akan mengembalikan sendiri) namun ternyata beliau harus menghadiri acara dan itu sangat penting. Beliau menyuruh kami untuk mengantarkan sendiri dan kedua temanku langsung pergi dengan kendaraan pribadinya, namu kami bertiga ? (saat itu jujur aku bingung karena aku tidak punya ongkos untuk kesana, hanya 2000…bisa pergi tidak bisa pulang, bagaimana ini ? ngutang sama teman tidak mungkin karena mereka sama kerenya denga aku, akhirnya kuberanikan diri untuk mengatakan pada Pembina OSISku bahwa aku tidak punya cukup uang, akhirnya beliau memberikan 15000 untuk kami berangkat), setelah tiba disana semua temanku satu persatu menyerahkan berkas itu hingga tiba giliranku dan diperiksa…ternyata ada yang kurang yaitu tanda tangan kepala desa di rekening listrik rumahku, aku mulai berpikir jika aku kembali butuh waktu 40 menit dan harus mencari lurah yang aku sendiri tidak tau dimana, kalaupun aku mendapatkannnya aku harus kembali lagi sekitar 40 menit lagi belum lagi harus 2 kali naik angkutan umum dan yang parahnya pihak akademik di perguruan tinggi hanya akan menunggu sampai pukul 15.oo wib sementara sekarang sudah pukul 14.00 wib. Aku tidak tau harus bagaimana, semuanya buntu. Akhirnya ada seorang staff akademik mendatangiku dan mengatakan bahwa aku bisa kembali esok hari sebelum pukul 12.00 wib. Alhamdulillah, terimakasih ya Allah engkau menolong hamba, begitulah perasaan ku saat itu.

Keesokan harinya aku meminta tolong orangtuaku untuk mengantarkannya karena keadaan fisikku sedang tidak bersahabat, maka langsung saja orangtuaku pergi kesana dan Alhamdulillah berkas administrasi itu sudah diletakkan bersama calon penerima beasiswa lainnya. Perjuanganku belum berakhir, hingga tiba saatnya untuk mengikuti tes tulisan dan lisan, aku datang terlambat saat itu karena ini adalah kedua kalinya aku datang kekampus Politeknik Negeri Lhokseumawe untuk hal itu bedanya sekarang aku sendirian dan itu membuatku takut (jujur aku bisa dibilang anak rumahan yang jarang keluar kalau bukan untuk hal penting menurutku). Sampai disana mereka bahkan sudah menjawab sekitar 20 soal tanpa berpikir lagi aku duduk dan langsung mengisi jawaban-jawaban itu tanpa melirk kemana-mana.

Hari demi hari berlalu hingga tibalah sebuah surat datang ke sekolahku, surat yang ku tunggu, surat yang teman-temanku tunggu, surat yang menjadi titik awal masa depanku, surat yang bagiku begitu berharga. Kami dipanggil dan selanjutnya ??? Alhamdulillah, terimakasih ya Allah, Allahu akbar…aku diterima aku diterima aku lulus, benarkah ini berkali-kali kubaca dan benar itu nama ku, nama ku ada disana.
Itulah awal kisah perjuangan ku menapaki impian untuk kuliah tanpa membuat orantuaku susah, tanpa membuat orangtuaku kesulitan. Akhirnya aku kuliah akhirnya aku bisa melanjutkan studiku.

Tulisan ini mungkin biasa saja, tidak ada hal yang istimewa tapi aku menulis hal ini setidaknya untuk selalu mengingatkan aku bahwa hari itu adalah hari terwujudnya satu impian besarku, hari dimana awal perjuanganku kelak untuk terus berusaha.
Terimakasih Ya Allah !!!
Terimakasih
Bidik Misi…GERBANG AWAL PENCAPAIANKU !!!

1 komentar:

Desie Arifin mengatakan...

kisah yang ok...
ingat, udah dapat segitu banyak rahmat artinya agus hrus bisa lebih baik-baik-baik lagi yaa :)